Inilah Delapan Fakta Menarik Seputar Suku Dani Penghuni Lembah Baliem

Lorongperihal.id | Negara Indonesia memiliki begitu banyak suku bangsa, yang terdapat dari ujung Pulau Sumatera, hingga sampai ke ujung Pulau Papua. Suku-suku tersebut terus berkembang sejak zaman dahulu kala. Kemungkinan telah ratusan tahun lalu, sejak bangsa Belanda masih menduduki, dan menjalankan kolonialisasi di Indonesia.

Salah satu suku yang masih ada, dan juga bertahan setelah ratusan tahun, serta terus menjalankan tradisinya adalah Suku Dani, yang menghuni Lembah Baliem di Papua. Suku Dani sejak dulu hingga sekarang terus mempertahankan tradisinya. Bahkan, dengan modernisasi yang sudah masuk di tanah Papua, tak lantas membuat mereka menjadi melupakan tradisi dan kebiasaannya.

Meski pun begitu, Suku Dani masih saja tetap sebagai suku hebat, yang bisa dikatakan menjadi penguasa Jayawijaya nan mempesona itu. Dan ternyata, ada beberapa fakta menarik seputar Suku Dani dari Lembah Baliem, yang cukup menarik untuk kita gali dan ketahui. Penasaran fakta-fakta menarik apa saja itu?.

Nah berdasarkan hal tersebut, pada kesempatan kali ini kita akan bahas buat kamu sekalian sahabat, mengenai beberapa fakta menarik seputar Suku Dani yang menghuni Lembah Baliem Papua. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, karena sepertinya kamu juga sudah tidak sabar untuk mengetahui, mengenai fakta-fakta apa saja yang ada di balik Suku Dani?. Berikut ini ulasannya :
- Mumi Hitam Yang Merupakan Mayat Leluhur

Satu hal yang menarik, dan membuat suku Dani berbeda dengan suku-suku lainya, adalah fakta bahwa mereka memiliki mumi. Pada umumnya, mumi yang berada di Suku Dani, adalah leluhur yang di anggap memiliki jasa yang sangat besar. Salah satu mumi yang paling tua, berusia kira-kira 300 tahun.

Mumi tersebut memiliki nama Wim Motok Mabel, dan selalu di tempatkan pada pilamo, atau rumah laki-laki. Mumi yang di miliki oleh suku Dani, berwarna hitam dan ada dalam posisi duduk, serta kepala mendongak ke atas. Mumi tersebut kerap di keluarkan, bila ada wisatawan yang ingin melihatnya.

Konon katanya, mumi tersebut di buat dengan cara mengeringkan mayat, lalu di angin-anginkan di atas perapian hingga mengering. Sedangkan warna hitam pekat yang dimiliki mumi tersebut, terjadi secara alami akibat proses yang dijalani sang mayat.

- Mata Pencaharian Suku Dani

Suku Dani dikenal sebagai sebuah suku, yang memiliki sistem pertanian paling tertata di wilayah Papua, khususnya di wilayah Lembah Baliem. Sistem pertanian Suku Dani, ternyata merupakan warisan dari para leluhur mereka. Hasil pertanian yang hingga kini masih menjadi makanan pokok orang-orang Suku Dani, berupa Umbi Jalar atau dalam bahasa mereka disebut dengan Hipere. Dalam sistem pertanian mereka, kaum pria hanya bertugas menggarap lahan, sedangkan kaum wanita akan mengelola tanaman, serta memanen dan memasak hasil pertanian.

- Aliran Kepercayaan Suku Dani

Suku Dani, tak mengenal yang namanya agama modern, yang telah resmi di Indonesia. Mereka memeluk kepercayaan yang menghormati para roh leluhur, sebagai sebuah kekuatan yang paling besar di alam semesta. Mereka percaya, bila kekuatan hebat dan juga sakti itu akan di turunkan dari generasi ke generasi, secara patrilineal atau keturunan laki-laki saja.

Mereka meyakini bila kekuatan sakti tersebut bernama Atou. Kekuatan sakti itu juga akhirnya dipecah lagi, menjadi kekuatan untuk menjaga kebun, kekuatan untuk dapat menyembuhkan penyakit, dan kekuatan untuk menolak bala. Yang paling terakhir merupakan kekuatan untuk menyuburkan tanah. Kepercayaan inilah, yang masih terus dipegang oleh orang-orang Suku Dani, tanpa adanya perubahan sama sekali.

- Hubungan Kekerabatan Suku Dani

Dalam tradisinya, Suku Dani tercatat memiliki tiga sistem kekerabatan, yang mereka jalankan hingga sekarang. Tiga sistem tersebut adalah kelompok teritorial, paroh masyarakat, dan kelompok kekerabatan. Kelompok Teritorial yang terkecil adalah keluarga luas, yang terdiri dari dua atau tiga orang yang tinggal dalam satu komplek bangunan, yang dibatasi oleh sebuah pagar. Sedangkan Paroh Masyarakat, adalah merupakan gabungan beberapa Ukul atau Klen Kecil, yang disebut Ukul Oak atau Klen Besar. Sedangkan Kelompok Kekerabatan adalah kesatuan teritorial terkecil, yang berupa komplek perumahan yang dihuni untuk kelompok keluarga luas, yang diturunkan kepada anak lelaki mereka.

- Tradisi Potong Jari Suku Dani

Suku Dani memiliki tradisi yang unik, dalam memperlihatkan rasa duka cita. Mereka tak cuma akan menangis atau pun membaca banyak doa-doa, melainkan Suku Dani akan melakukan pemotongan 'ruas jari' mereka, sebagai bentuk dari rasa sakit lantaran telah ditinggalkan. Mereka pada umumnya akan memotong jarinya dengan benda-benda tajam, digigit hingga putus, atau pun juga diikat dengan tali kemudian di potong.

Bagi Suku Dani, jari adalah sebagai simbol keluarga, kekerabatan, dan juga simbol kebersamaan. Ketika ada salah satu keluarga yang meninggal, maka saudaranya yang di tinggalkan akan melakukan tradisi Ikipalin atau potong jari, untuk memperlihatkan rasa sakit atau pun kesedihan mereka. Tradisi ini hingga saat ini masih ada, walau lambat laun mulai di tinggalkan, oleh generasi muda Suku Dani.

- Tari Perang Suku Dani

Ada tiga hal yang menyebabkan Suku Dani berperang, yakni ladang, babi, dan juga wanita. Senjatanya beragam, mulai dari tombak, panah, hingga kampak. Jangan heran, tiap suku di dunia memang sering berperang. Meski begitu tenang saja, simulasi peperangan ala Suku Dani dikemas menjadi suatu tarian adat, yang diberi nama tari perang.

- Perayaan Bakar Batu Suku Dani

Bakar Batu adalah suatu perayaan atau pesta yang biasa dilakukan Suku Dani, saat menyambut kelahiran, pernikahan, tanda bersyukur, upacara kematian, hingga pesta setelah perang usai. Pertama, para Mama (sebutan bagi wanita tua di Papua) akan menyiapkan Ubi-Ubi, jerami, daun-daun, serta kayu dan batu. Lalu, seorang pria Suku Dani membuat api dengan menggesekan kedua kayu, hingga memercikan api yang kemudian digunakan untuk membakar batu.

Ketika batu sudah dirasa panas, kemudian dimasukanlah ubi-ubi ke dalam lubang, yang sudah diisi rumput dan disusun memenuhi lubang. Lalu, umbi disusun agar bisa matang dengan merata dimana bagian atas ubi-ubi tersebut, ditutup kembali menggunakan rumput dan batu-batu panas. Rasa ubi yang dibakar sangatlah enak. Apalagi makannya selagi panas, asapnya yang mengepul juga akan membuat, aroma yang tercium sungguh wangi.

- Kesenian Dan Pakaian Adat Suku Dani

Seperti halnya suku lainnya yang ada di Papua, suku Dani juga menggunakan pakaian adat, seperti halnya koteka untuk kaum pria. Sedangkan untuk pakaian adat kaum wanitanya, hanya menggunakan rok yang dibuat dari kumpulan rumput, atau serat tanaman yang berbentuk rumbai. Salah satu kesenian yang paling terkenal, selain membuat komplek rumah seperti honai, ebeai, dan wamai, Suku Dani juga pandai membuat anyaman yang berbentuk kantong jaring penutup kepala, serta tali pengikat kapak yang digunakan ketika sedang berburu atau untuk menebang pohon.

Baca Juga : Fakta Menarik Ritual Suku Yanomami Mengonsumsi Abu Kremasi Anggota Sukunya

Itulah ulasan mengenai delapan fakta menarik seputar Suku Dani, yang sangat menarik untuk kita ketahui, sahabat sekalian. Pastinya Suku Dani tetap mempertahankan tradisinya, karena mereka tidak ingin perkembangan zaman, membuat tradisi yang budaya yang sudah mereka pegang sejak zaman dahulu, tergerus begitu saja dan tak ada yang meneruskan. Semoga informasi tersebut bermanfaat serta dapat menambah wawasan kamu sekalian.

Subscribe to receive free email updates: